AI bisa menolong mengirit waktu dengan menghasilkan konten berkualitas, penelitian keyword, dan meta tag SEO-friendly. AI bisa mengustomisasi konten berdasar sikap konsumen, tetapi kurang mempunyai originalitas dan merek voice. Konten AI harus terus konsisten dengan merek voice, unik, dan berkualitas tinggi untuk mendapatkan rangking di mesin perayap.
Di era teknologi yang secara cepat, AI (artificial intelligence) menjadi topik yang kerap dibahas, khususnya pada dunia marketing digital dan SEO (Search Engine Optimization). Banyak beberapa perusahaan dan penulis konten justru memertimbangkan untuk menggunakan AI untuk alat menolong mereka dalam hasilkan artikel atau konten dengan cepat.
Tetapi, dari keringanan yang diberi, tidaklah aneh bila beberapa orang yang bertanya, apa konten yang dibuat oleh AI betul-betul baik untuk SEO?
Apa konten AI memengaruhi rangking di mesin perayap? Imbas positif menggunakan konten AI untuk SEO ilustrasi sedang membuat formasi website (Pexels.com/Tobias Dziuba)Menggunakan kontribusi AI untuk membuat tulisan memang mempunyai keuntungan tertentu untuk SEO. Pertama ialah AI bisa menolong untuk mengirit seperti waktu menolong untuk produksi konten berkualitas yang banyak di saat yang cepat, melakukan riset keyword, dan pembikinan meta tag yang SEO friendly. Dengan bekal kontribusi AI, kamu tidak kembali perlu memerlukan waktu yang lama untuk melakukan semua hal tersebut.Disamping itu, dengan kontribusi AI, kamu bisa mengustomisasi konten lebih bagus untuk memelajari sikap konsumen tujuan menggunakan analitis data yang terdapat. Sejumlah AI sekarang ini bahkan juga cukup pandai untuk pahami opsi bagaimana audiensnya. Dengan demikian, konten yang dibuat dapat semakin menarik untuk pembaca yang mana dapat tingkatkan kemungkinan konten itu dibaca dan dibagi.
AI rupanya mempunyai imbas yang jelek untuk SEOilustrasi sedang membaca artikel di situs website (Pexels.com/Andrea Piacquadio)Terlepas dari keuntungan menggunakan AI untuk SEO, menggunakan AI untuk SEO rupanya mempunyai rugi. Konten yang dibikin AI bisa hilangkan originalitas dan merek voice pada konten yang dibikin. AI beberapa menerka kata apa yang hendak ada selanjutnya pada sebuah kalimat berdasar contoh data yang tidak munculkan hal baru atau kekhasan.
Teruskan membaca artikel berikut Editor’s picks 7 Basis AI Terbaik untuk Design Grafis, Apa Saja?
Langkah Menyaksikan Kata Kode E-mail yang Lupa, Gunakan HP dan NetbookMengenal Ransomware, Kejahatan Cyber yang Dapat Lumpuhkan Mekanisme! AI kadangkala masih tetap tidak akurat dalam tuangkan Informasi ke tulisan. Dia tetap mempunyai potensi mengarang informasi statistik atau sumber yang dipakai. Kamu mungkin tidak paham sisi yang mana dipalsukan. Ini dapat berpengaruh jelek untuk kontenmu.
Bagaimana bila seseorang merasakan ini?
Bisa jadi kelak orang tidak kembali yakin dengan hasilnya kreasi yang kamu bikin. Pasti, kamu tidak mau ini terjadi, kan? Hasil yang dibikin AI bisa juga disebut tidak mempunyai originalitas dan emosi seperti bikinan manusia karena ketakmampuan alat itu untuk pahami kerangka atau membuat tata bahasa yang memiliki nuansa dengan akurat.
Mengakibatkan, dia bisa hilangkan ikatan emosional di antara pembaca dengan tulisan. Ikatan emosional ini penting untuk dijaga supaya beberapa orang kerasan ada di situs kamu untuk mengisyaratkan jika halaman yang kamu bikin berkaitan untuk audience. Jika ini tidak ada, halaman yang kamu bikin mungkin tidak dapat mendapatkan rangking di mesin perayap.Menjaga merek voice supaya masih tetap konsisten ialah poin penting dalam membuat konten. Merek mempunyai suara, tata bahasa, karakter tertentu sebagai keunikan untuk isinya supaya komunikasi lebih sampai atau tersambung ke pembaca. Nah, faktor ini yang tidak bisa dilakukan oleh mesin.Kekhasan pun tidak kalah keutamaan dalam membuat konten. Selainnya untuk membuat menarik, pembaca akan merasa senang dengan konten yang unik. Kekhasan juga penting untuk mendapatkan rangking di halaman hasil mesin perayap (SERP). Karena, algoritme mesin perayap lebih menyenangi konten yang original dan unik dibanding materi yang direplikasi.
Apa Google larang konten yang dibikin AI?
ilutrasi penampilan Google di netbook (Pexels,com/Firmbee.com)Jika hadapi pertanyaan ini, mungkin tidak ada jawaban yang betul-betul tentu. Karena, dalam laporan yang dikeluarkan oleh Google, Google tidak larang atau memberikan ancaman ke website yang membuat konten dari hasil AI asal dilakukan dengan benar.
Walau Google tidak larang perlakuan ini, penelitian yang dilakukan oleh GOTCH SEO ACADEMY yang menggunakan Organility.AI memperlihatkan jika 87 % hasil penelusuran paling atas Google tidak tampilkan konten bikinan AI.Dasar yang sering jadi pemikiran Google untuk merangkingkan sesuatu halaman ialah dari bagaimana kualitas konten itu, tidak menyaksikan siapakah yang memroduksi, apa itu dibikin oleh AI atau manusia. Walau konten itu dibikin AI atau manusia, tapi tidak dioptimalkan SEO atau mungkin kurang berkualitas, sama juga Google akan memberi performa yang jelek pada halaman itu di mesin penelusuran. Google akan memberi rangking ke halaman bila original, berkualitas tinggi, memprioritaskan pemakai, dan ikuti aturan E-E-A-T (ketrampilan, pengalaman, kewenangan, dan integritas). Tetapi, bila menggunakan AI untuk menipu mesin perayap, dapat disebutkan telah termasuk menyalahi ketentuan dari peraturan spamming Google. Bila mekanisme Google merasakan ini, karena itu situs kamu mungkin dapat mendapatkan penalti.Walau ada keuntungannya menggunakan AI untuk SEO, kamu perlu melakukan cross cek atau memberi sentuhan manusia supaya konten masih tetap berkualitas, orisinal, kekhasan, dan humanistik. Gunakan perkembangan tehnologi, bukan kebalikannya justru digerus dan terkuasai olehnya, ya!